Tuesday, 15 March 2011

Panik, Warga Jepang Kuras Isi Supermarket

Para pengusaha tak pernah melihat kepanikan seperti ini sejak krisis minyak tahun 1970-an.
undefinedMasyarakat Jepang menguras isi toko dengan membeli berbagai bahan kebutuhan pokok, menyusul kepanikan di tengah situasi yang memburuk. Pemerintah khawatir tindakan ini akan menghambat distribusi bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Dilansir dari laman Associated Press, Selasa, 15 Maret 2011, berbagai barang seperti makanan kaleng, roti, air mineral. dan baterai ludes di sebagian besar toko di Ibukota Jepang, Tokyo. Di kota ini, antrean panjang mobil di stasiun pengisian bahan bakar juga terlihat.
Diantaranya yang telah dikuras adalah supermarket Family Mart. Pemiliknya, Kazuhiro Minami, mengatakan pembelian besar-besaran, ditambah dengan pemadaman bergilir dan sulitnya pembelian pasokan baru akan membuat supermarketnya tutup. "Saya benar-benar khawatir," ujar Minami.
Para pengusaha mengaku tidak pernah melihat kepanikan seperti ini sejak krisis minyak tahun 1970an.
"Kebutuhan meningkat sebab warga tiba-tiba mempersiapkan situasi darurat dengan menimbun air botolan, mie instan, dan barang-barang lainnya untuk keperluan jangka panjang," ujar Shoko Amesara, Juru Bicara Saiei Inc, salah satu supermarket besar Jepang.
Tidak hanya di Tokyo, warga di kota Hiroshima, yang tidak terkena dampak gempa dan tsunami, juga ikut berlomba-lomba menimbun makanan. Baterai di daerah ini telah habis. Media lokal tidak henti-hentinya menyerukan warga untuk tidak menimbun bahan pokok, demi kelangsungan pasokan.
Pembelian secara gila-gilaan ini memperburuk pasokan barang yang sebelumnya telah terhambat. Hambatan antara lain adalah sulitnya medan akibat tertutup puing, terhentinya operasi pabrik dan mandeknya layanan kereta.
Menteri urusan konsumen Jepang, Renho, menyerukan warga untuk tetap tenang dan berhenti menimbun bahan pokok yang tidak benar-benar dibutuhkan. "Jika tetap dilakukan, maka wilayah yang terkena gempa akan kesulitan menerima bantuan makanan," ujar Renho dilansir dari laman Japan Today.
Untuk mengatasi kekurangan pasokan makanan, produsen pembuat mie instan Nissin, telah menyumbangkan jutaan produknya bagi para korban gempa dan tsunami. Perusahaan tersebut juga tetap memproduksi mie walaupun pabriknya rusak diguncang gempa. Produksi juga ditingkatkan untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Perusahaan produsen baterai Panasonic, dilaporkan telah menyumbangkan 500.000 baterai, 10.000 senter dan 300 juta yen (Rp2,6 triliun) untuk para korban bencana. Perusahaan ini juga meningkatkan produksinya di pabrik Osaka dengan menambahkan jam kerja. Selain itu, pengiriman produk dari pabrik di Thailand dan Indonesia juga ditingkatkan.

No comments:

Post a Comment