Saturday, 5 March 2011

Bus 'Mengangkang', Solusi Baru Macet Jakarta

Pepesan kosong. Begitulah kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal janji Pemda DKI membangun infrastuktur. Memperbaiki transportasi. Mengurangi kemacetan yang bikin banyak orang merengut saban hari. Menggerutu bahwa ibukota membuat kita tua di jalan, dan membuat biaya hidup begitu boros. "saya sudah kenyang"
dengan banyak sekali komitmen seperti pembangunan infrastuktur di DKI," kata Presiden SBY. Kemacetan di Jakarta memang seperti sudah penyakit kronis. Mantan Walikota Bogota, yang sukses menata kesemrawutan dan kemacetan di kotanya menyebutkan bahwa Jakarta sudah seperti penyakit kanker. Penyebab kemacetan dan sebabnya ada di mana-mana. Jakarta adalah kota di mana pembangunan pusat perbelanjaan di tengah kota terus bergemuruh.
Sejumlah solusi memang sudah disiapkan. Dari Monorel, Mass Rapid Transit, kebijakan electronic road pricing atau ERP, dan pembangunan jalan bebas hambatan. Tapi sangat sedikit dari semua rencana besar itu yang berjalan seperti Bus Transjakarta dan jalan layang yang kini sedang dibangun.Tapi  belakangan ini kemacetan malah kian parah.
Kini ada lagi tawaran baru. Bus "mengangkang."  Elevated Bus. Bus 'mengangkang'  ini adalah salah satu skema futuristik China-- yang dianggap ramah lingkungan dan mampu mengurangi kemacetan tanpa harus menggusur bangunan untuk melebarkan jalan. Perusahaan Shenzhen Huashi Future Parking Equipment sedang mengembangkan "3D Express Coach", bus cepat tiga dimensi ini di China.

Inovasi bus canggih menggunakan energi kombinasi dari listrik dan energi matahari ini memungkinkan mobil-mobil -- dengan ketinggian maksimal 2 meter melewati kolong bus, ketika bus raksasa itu melaju.
Berbeda dengan di China, di Jakarta moda bus-mengangkang bisa diterapkan tanpa menggunakan rel. Ruas-ruas jalan yang ada saat ini di Ibukota bisa langsung dimanfaatkan tanpa harus membangun infrastruktur baru.

Pemerintah DKI Jakarta tinggal menambah kekuatan jalan karena bobot bus itu sangat berat. "Satu gerbong bus beratnya 36 ton yang membutuhkan jalan yang lebih kuat," kata Leo Kusima, Komisaris PT Alpha Beta Gamma (ABG),Biaya dan waktu pembangunan yang diperlukan sistem bus-mengangkang jauh lebih murah dibandingkan moda Mass Rapid Transit (MRT). satu gerbong bus ini bisa mengangkut hingga 350 penumpang. Bila satu rangkaian bus terdapat empat gerbong, bisa mengangkut 1.400 penumpang sekali jalan

Jika dibandingkan dengan bus Transjakarta yang hanya mengangkut 40 penumpang, bus ini lebih tepat dijadikan sebagai transportasi massal, setelah kereta rel listrik. Untuk lebih jelasnya bisa melihat tayangan video ini.
Harga satu gerbong bus mencapai US$5,5 juta atau sekitar Rp49 miliar dengan kurs Rp9.000. Jumlah ini jauh lebih murah dibandingkan dengan proyek mass rapid transit (MRT) yang diproyeksikan bakal menghabiskan dana Rp15 triliun.

Pembangunan infrastruktur bus hanya akan memakan waktu satu tahun. Taksiran biayanya hanya 500 juta yuan atau US$73 juta dan jika dirupiahkan hanya Rp675 miliar. Sementara untuk membangun MRT dibutuhkan waktu selama 4 tahun.

Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku belum tertarik dengan penawaran investor asal Cina terkait pembangunan infrastruktur bus 'mengangkang' ini.

Menurut Asisten bidang Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Hasan Basri Saleh, pemprov DKI tidak ingin gegabah menerapkan sistem tersebut karena belum pernah ada moda transportasi massal jenis itu di Jakarta.



undefined

No comments:

Post a Comment