Monday, 7 February 2011

Thailand-Kamboja Baku Tembak, ASEAN Resah



sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan, prihatin atas kembali pecahnya konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Baku tembak yang terjadi sejak Jumat pekan lalu itu bisa mengancam kepercayaan ASEAN dan mengganggu pemulihan ekonomi, pariwisata dan prospek investasi di kawasan.

"Saya sangat prihatin atas situasi yang serius di perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Konflik yang sarat dengan kekerasan ini harus diredam dan kedua pihak harus kembali secepatnya ke meja perundingan," kata Surin dalam pernyataan tertulis kepada VIVAnews, Senin 7 Februari 2011.

Militer Thailand dan Kamboja kembali baku tembak hari ini. Dengan demikian, sudah empat hari berturut-turut tentara dari kedua negara saling bertikai.

Menurut kantor berita Associated Press, sedikitnya lima orang tewas dalam baku tembak yang berlangsung beberapa hari terakhir. 



Bagi Surin, situasi itu telah meningkat kepada konflik terbuka. "Itu akan jelas berdampak pada pembangunan ekonomi, kepercayaan di kawasan, pariwisata dan prospek investasi asing, yang baru saja bangkit kembali di tengah pemulihan ekonomi global," kata Surin, yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri Thailand.

ASEAN pun telah menyerukan kedua pihak untuk menahan diri dan perhimpunan bangsa Asia Tenggara itu berupaya agar masalah itu bisa segera diselesaikan oleh kedua anggotanya.

Konflik perbatasan sejak lama selalu menjadi ganjalan bagi hubungan Thailand dan Kamboja. Krisis itu menyangkut lokasi suatu kompleks kuil kuno. Dibangun lebih dari 900 tahun lalu, kuil Preah Vihear berdasarkan keputusan Pengadilan Internasional 1962 menjadi milik Kamboja, namun tetap dipersengketakan oleh Thailand.  Kuil Preah Vihear masuk daftar PBB sebagai Situs Warisan Dunia

No comments:

Post a Comment