Monday, 2 May 2011

Efek Tewasnya Osama ke Dolar AS Hanya Sementara

Efek tewasnya pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden terhadap penguatan dolar AS dinilai hanya sementara. Untuk jangka panjang, kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve) masih berperan penting pada pergerakan nilai tukar dolar AS.

Seperti diketahui, pada perdagangan Senin (2/5/2011) di pasar Asia, dolar AS langsung menguat setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan kematian Osama yang sudah menjadi buronan AS hampir selama 10 tahun itu.

Euro tercatat melemah atas dolar AS ke level 1,4764 dolar, dibandingkan sebelumnya di level 1,4864 dolar. Demikian pula dolar AS menguat atas yen ke posisi 81,66 yen, dibandingkan sebelumnya di level 81,19 yen.

Menurut Tomohiro Nishida, pialang senior Chuo Mitsui Trust and Banking, investor mengambil posisi short dolar seiring anjloknya harga minyak merespons tewasnya Osama. Namun analis lainnya merasa tak yakin penguatan dolar AS itu berkaitan langsung dengan kematian Osama.

Seperti yang disampaikan Sumino Kamei, analis senior dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ yang menilai Bank Sentral AS masih jauh dari keputusan untuk memperketat kebijakan moneter meski perekonomian AS semakin membaik, dan hal itulah yang menyebabkan dolar AS akhir-akhir ini melemah.

"Kebijakan The Fed lebih kritikal untuk dolar. Dolar AS akan tetap melemah terhadap mata uang lain kecuali yen, yang suku bunganya sepertinya akan tetap sangat rendah untuk waktu yang lama." ujar Karakama, seperti dikutip dari AFP.

Sementara Kurt Magnus, Direktur Eksekutif penjualan forex Nomura mengatakan, kematian Osama dapat memicu optimisme di AS. "Ini adalah tembakan adrenalin ke lengan perekonomian AS," ujarnya.

Tewasnya Osama itu juga memberikan optimisme pada pergerakan bursa Asia bahkan indeks Nikkei-225 kembali menembus level 10.000. Pada perdagangan Senin awal pekan ini, indeks Nikkei-225 ditutup menguat hingga 154,46 poin (1,57%) ke level 10.004,20.

No comments:

Post a Comment